Jumat, 16 September 2011

Pesona Kota Pekalongan



LEGENDA KOTA PEKALONGAN

Legenda menerangkan bahwa Pekalongan adalah dari TOPO NGALONG – nya Joko Bau ( Bau Rekso ) yang dianggapnya pahlawan daerahnya kota Pekalongan yang kemudian menjadi Pahlawan Mataram yang berasal dari Kesesi Kabupaten Pekalongan Putra Kyai Cempaluk.
Dikisahlkan tatkala Joko Bau bertapa di alas Gambiran ( kemudian menjadi Gambaran Muka PLN Pekalognan ) tak ada satupun yang bisa dapat menggugahnya termasuk Raden Ngaten Dewi Lanjar ( ratu segoro Lor ) . Godaan – godaan dari prajurit silumannya dewi lanjar Bisa dikalahkan dengan kekuatan gaibnya Joko Bau yang dalm kisah selanjutnya Dewi Lanjar kemudian bertekuk lutut dan dipersuntingnya.
Satu –satunya yang bisa menggugah Topo Ngalongnya Joko Bau adalah TAN KWIE DJAN yang mendapat tugas dari mataram.
Tan Kwie Djan berhasil, yang akhirnya bersama sowan Mataram untuk menerima tugas lebih lanjut.
Dari asal Topo Ngalong inilah kemudian timbul Nama Pekalongan, Karena waktu topo Ngalong INI jamannya Sultan Agung , maka timbullah ” NAMA PEKALONGAN ” menurut versi ini seputar abad 17. ( dalam sejarah Bau Rekso gugur 21 september 1628 di batavia dalam peperangan melawan VOC).
Versi Topo Ngalongnya Joko Bau ini berbeda tempat, ada yang menerangkan di Kesesi , Wiradesa dan ada yang terangkan di antara Ulujamu – Comal – Kesesi, di alun – alun Pekalongan , Slamaran.


• KALINGGA.


Sementara masyarakat Pekalonga beranggapan bahwa letak kerajaan Kalingga konon adalah di desa Linggoasri kecamatan Kajen Kabupaten pekalongan yang sekarang , dari Klingga inillah kemudian dihubungkan dengan kata kaling, keling, kalang, dan akhirnya menjadi kalong. Dan dari kata kalong kemudian timbullah nama Pekalongan.
Karen kerajaan kalingga di abad 6 – 7, maka timbulnya nama Pekalongan menurut versi ini seputar abad 6 s/d 7.




• KALONG ( KELELAWAR )


Dari asal kata kalong ( kelelawar ) , karena di Pekalongan dulunya banyak kelelawar / kalong, terutama di daerah kesesi dimana asal mula Bau Rekso dilahirkan dari keluarga Kyai Cempaluk. Dalam versi yang sama, tempatnya lain, yakni dikisahkan di sepanjang kali Pekalongan ( kergon ) , dimana disini dulunya dulunya diatas pohon Slumpring banyak binatang kelelawarnya dan ju8ga diatas Randu Gembyang ( kandang panjang Kodia Pekalongan ) yang bnyak kelelawarnya dan merupakan tanda bagi kaum nelayan yang biasa dijadikan pedoman bahwa disitu adalah pantai, yang kemudian dinamakan Pekalongan.
Inipun terjadi seputar abad ke 17 ( jamannya Bau Rekso)


• KALANG.


Pekalongan , ada yang menerangkan dari kata kalang dan kalang disinipun sebenarnya ada beberapa pengertian Yakni :
1. Asal kata dari Kalingga – keling dan kemudian kalang .
2. Kalang yang berarti hilir mudik .
3. Kalang berarti sama sejenis ikan laut ( cakalang ) .
4. Kalang yang berarti diasingkan ke....( di selong ) .


Di dalam satu cerita rakyat daerah Pekalongan ini bermula berupa Hutan semak – semak yang banyak setan, silumanny dan tempat tersebut merupakan suatu tempat yang ditakuti oleh siapapun. Oleh Mataram kemudian tempat semacam ini dipergunakan untuk pembuangan sebagai hukuman bagi orang – orang yang membangkang pada Mataram ataupun yang di anggapnya membahayakan bagi mataram sendiri.,Diantaranya yang dikalang disini menurut cerita adalah Bau Rekso yang tadinnya putra Mataram.Dari kata ini pada masa selanjutnya kalang berkembang menjadi kalong dan kemudian Pekalongan . juga sebelumnya ada yang menyebutnya Pekalangan. Disamping itu kalang ada yang mengartikan gelanggang, sekelompok dsb .




• ASAL DAERAH SEMULA .


Pekalongan yang di Pekalongan yang sekarang ini sebermula pindahan dari daerah Pekalongan yang terletak di Surabaya Jawa Timur, sebagai transmigran istilah sekarang .
Kapan mulai pindah kepesisir utara yang kemudian di namakan Pekalongan seperti daerah asalnya belumlah jelas ( keterangan ; Peta Surabaya Tauhun 1866 , di daerah ini tercantum Nama Pekalongan sebagai Wilayah dan sungai ) .


• PEK ALONG .


Diteliti asal katanya pek dan along ini bermacam pula artinya , diantaranya adalah berarti ;
Pek = seratus , pak de ( si wo ) , luru ( mencari , apek ), sedang Along yang tadinya halong , adalah bahasa sehari – hari nelayan yang berarti mendapat banyak .
Pek Along kemudian berarti , mencari ikan di laut mendapat ( hasil ). Dari Pek Along , kemudian menjadi A – Pek – H – Long – An = Pekalongan , dan bagi masyarakat sendiri dikromokan menjadi PENGANGSALAN, ( angsal = dapat ) . jadi agaknya mendekati kebenaran .
Rupa – rupanya dari itulah kemudian keluarlah keterangan masalah Lambang yang di pakai Kodia Pekalongan sampai sekarang ini , dimana awalnya dari produk dewan perwakilan rakyat Daerah Kota Besar Pekalongan tertanggal 29 januari 1957 dan di perkuat lagi dengan dicantumkannya tambahan Lembaran Daerah Swatantra tingkat 1 Jawa tengah tanggal 15 Desember 1958 , seri B Nomor 11 . dan juga dikisahkan oleh menteri dalam Negeri dengan keputusannya tanggal 4 Desember 1958 , N0omor ; KPTS – PPD / 00351 / 11 / 1958 .


  sumber : http://the-wiskah.blogspot.com/2009/10/asal-usul-kota-pekalongan-menurut.html

PESONA WISATA KOTA PEKALONGAN
 
Kota Pekalongan adalah salah satu dari 35 Kota / Kabupaten di Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Dalam Perkembangannya menuju persaingan bebas, Pemerintah Kota Pekalongan terus berbenah menggali potensi-potensi yang ada. Selama ini Kota Pekalongan telah dikenal sebagai KOTA BATIK yang merupakan sentra produksi dan penjualan Batik dalam skala besar yang telah menjangkau Pasar Nasional maupun Internasional., Kota Pekalongan boleh dikatakan telah menjadi salah satu kota referensi bagi produk-produk Batik, baik secara Nasional maupun Internasional hal ini diperkuat dengan telah diresmikannnya sebuah Museum Batik Nasional oleh Presiden Republik Indonesia (Bapak Susilo Bambang Yudhoyono) pada tanggal 12 Juli 2006. Selain Batik Kota Pekalongan juga memiliki potensi usaha di bidang Perikanan dengan Pelabuhan Perikanan Nusantara yang pernah menjadi sentra penghasil ikan di Indonesia, potensi lainnya adalah adanya Peninggalan Bangunan Bersejarah, Wisata Belanja, Seni Budaya yang religius, Obyek Wisata Pantai Pasir Kencana dan Pantai Slamaran Indah serta Pemandian Air Panas Tirta Bumi. Di Kota Pekalongan.
Masyarakat Kota Pekalongan terdiri dari berbagai etnis, dengan mayoritasnya etnis Jawa, ditambah etnis Arab dan China. Sejak dahulu masyarakat Kota Pekalongan yang mayoritas beragama Islam dikenal sangat religius dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Sifat Religius itu terlihat dimana pada hari Jum’at pada umumnya bidang usaha tutup, banyaknya sekolah dan pendidikan non formal yang mengajarkan ajaran Islam serta terpeliharanya Seni dan Budaya Islam. Masyarakat Etnis China yang jumlahnya cukup banyak dan sudah membaur dengan etnis jawa juga melesterikan budaya yang mereka bawa dari nenek moyang nya. Hal ini terlihat dengan adanya rumah-rumah ibadah masyarakat Budha serta seni dan budayanya yang masih dilestarikan.


POTENSI PARIWISATA KOTA PEKALONGAN

GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA PEKALONGAN

Kota Pekalongan terletak antara 109037’55” Bujur Timur dan 6050’42” – 6055’44” Lintang Selatan, berada pada jalur jalan regional utara Pulau Jawa antara Jakarta – Semarang – Surabaya, yang dibatasi oleh Laut Jawa di Sebelah Utara, Kabupaten Pekalongan di Sebelah Barat, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di Sebelah Selatan dan Kabupaten Batang di Sebelah Timur.
Luas Wilayah Kota Pekalongan adalah 44,86 Km2 atau 4.486 Ha. Jarak terjauh dari utara ke selatan 9 Km dan dari barat ke timur 7 Km. Ketinggian lahan antara 0 meter diatas permukaan laut pada bagian utara dan 6 meter diatas permukaan laut pada bagian selatan, dengan kemiringan antara 0 – 5 %.
Terdapat Terdapat 8 sungai utama yang melewati wilayah Kota Pekalongan dengan panjang aliran antara 2 – 7 Km, Sungai Banger, Sungai Bremi, Sungai Sebulan, Sungai Widuri, Sungai Kuripan, Sungai Gamer dan Sungai Simbang. Kota Pekalongan termasuk kota dengan temperatur sedang, yaitu suhu rata-rata antara 26 – 28 derajat celcius, suhu terendah adalah 22 derajat celcius dan suhu tertinggi 32 derajat celcius.
Lokasi Kota Pekalongan berada di jalur utama Pantai Utara Jawa yang menghubungkan berbagai kota dari Jawa Timur sampai dengan Propinsi Banten, kendaraan banyak yang transit atau singgah di Kota Pekalongan sehingga sangat berpotensi menjadikan Kota Pekalongan sebagai kota bisnis dan wisata. Dengan banyaknya kendaraan yang transit di Kota Pekalongan, secara otomatis banyak pengunjung yang menikmati produk dan jasa yang ada di Kota Pekalongan.
Masyarakat Kota Pekalongan yang majemuk, terdiri atas bebarapa suku yaitu : Suku Jawa, Suku Arab, Suku Tionghoa dan beberapa pendatang dari Suku Madura, Padang dan Batak. Mata pencaharian masyarakat Pekalongan adalah Tani, Dagang dan Industri khususnya Batik, nelayan dan usaha di bidang jasa. Sedangkan agama yang dianut adalah mayoritas beragama Islam, sebagian lainnya beragama Katholik, Kristen, Hindu dan Budha.

POTENSI WISATA KOTA PEKALONGAN

Sesuai kondisi alam dan budayanya, Kota Pekalongan memiliki beragam potensi wisata. Potensi Wisata yang dapat ditemukan adalah :
1.      Wisata Alam : Pantai Pasir Kencana, Pantai Slamaran Indah dan Pemandian Air Panas Tirta Bumi.
2.      Wisata Seni Budaya : Museum Batik Nasional, Seni Sintren, Kuntulan, Simthudduror, Barongsay Budaya Nyadran dan Budaya Pekchun.
3.      Wisata Belanja : Mall atau Pusat Perbelanjaan, Pasar Grosor Setono, Pasar Grosor Gamer, Showroom Batik, Pasar Tradicional, Kampung Batik Kauman, Pusat Kerajinan Tangan RIDAKA, serta Pelabuhan Perikanan Nusantara.
4.     Wisata Ziarah : Makam Sayid bin Abdullah bin Tholib Al Atas.
5.      Wisata Olahraga : Kolam Renang Tirta Sari, Stadion Kraton, Memancin, Billyard, Gedung Olahraga (GOR) Jetayu.

sumber :http://www.pekalongankota.go.id

Obyek wisata

  1. Pantai Pasir Kencana
    Pantai Pasir Kencana merupakan obyek wisata pantai tempat para turis domestik maupun asing biasa bersantai sambil menikmati udara pantai yang sejuk. Pantai ini cocok untuk rekreasi bersampan dan memancing dengan perahu pesiar yang siap melayaninya. Tersedia pula fasilitas mainan anak-anak, panggung terbuka, areal parkir, musholla, mck dan kamar mandi.

  1. Obyek Wisata Linggo Asri
    Panorama alami dan udara yang sejuk menjadi ciri khas obyek Wisata Linggo Asri yang terletak di sebelah selatan kecamatan Kajen kabupaten Pekalongan pada ketinggian 700 m dari permukaan air laut. Perpaduan potensi alam, pegunungan dan hutan wisata serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik untuk dinikmati. Disamping itu, letak yang cukup menguntungkan di tepi jalan antara kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara sehingga memudahkan bagi wisatawan untuk berkunjung. 


  1. Obyek Wisata Petung Kriyono
    Merupakan obyek wisata yang berlokasi di lereng Gunung Raga Jambangan pada ketinggian 900-1600 m dari permukaan laut. Sebuah kawasan yang sejuk dengan keragaman, kemolekan dan keindahan alam yang cocok untuk tempat wisata. Dari ibukota kabupaten Pekalongan berjarak 30 km dan dapat dicapai dengan kendaraan umum. Sebagai kawasan agrowisata, Petung Kriyono merupakan lokasi yang memberikan banyak pilihan untuk pemenuhan hasrat berwisata alam. Di kawasan ini Anda dapat memperoleh pengalaman melakukan penjelajahan alam dan kegiatan outbond.

  1. Obyek Wisata Curug Muncar
    Dikenal sebagai daerah yang sangat eksotis dengan keindahan air terjun dan pemandangan alamnya. Air terjun Curug Muncar ini banyak sekali dikunjungi oleh para wisatawan dan para pecinta alam.

  1. Obyek Wisata Rogoselo
    Wisata Alam Rogoselo terletak kurang lebih 14 km dari ibu kota Kecamatan Doro tepatnya di Desa Rogoselo. Wisata berupa petilasan / cagar alam Arca Baron Sekeber dan Makam Ki Ageng Atas Angin.
    Menurut cerita rakyat, Baron Sekeber adalah seorang sakti dari sebuah negeri di Eropa yang datang ke pulau Jawa ingin menjajal kesaktiannya. Dalam setiap pertarungan, Baron Sekeber selalu menang, sudah banyak pendekar dan orang sakti di tanah Jawa yang ia kalahkan. Hingga suatu hari ia dapat dikalahkan oleh Ki Ageng Atas Angin.

  1. Obyek Wisata Alam Lolong
    Wisata Alam Lolong terletak kurang lebih 6 Km dari kota Kecamatan Karanganyar. Potensi wiasata ini juga didukung dengan adanya buah durian yang sudah cukup terkenal pada setiap musimnya.

  1. Obyek Wisata Pantai Wonokerto
    Pantai Wisata Wonokerto terletak kurang lebih 5 km dari jalan raya Wiradesa arah utara tepatnya di Desa Wonokerto Kecamatan Wonokerto. Pada bulan Dhulkaidah di tempat ini biasa diadakan acara sedekah laut yang diadakan oleh masyarakat nelayan setempat.

  1. Pantai Slamaran Indah
    Obyek wisata Slamaran Indah merupakan daerah pesisir yang bisa memberikan rasa sejuk dan nyaman. Menurut cerita yang sudah melegenda, daerah ini memiliki "penunggu", yaitu Dewi Lanjar sebagai Ratu Pantai Utara. Konon Dewi Lanjar sering menampakkan diri dengan paras yang cantik jelita tiada bandingannya.


  1. Bumi Perkemahan
    Dengan luas 4 hektar, Camping Ground yang berada di dusun Dranan desa Yosorejo disediakan bagi para pecinta alam, pelajar maupun para wisatawan yang dilengkapi dengan MCK, Pendopo, Pos Jaga dan tempat bermain. 

Kesenian dan Kebudayaan


  1. Tari sintren
    Sintren adalah kesenian tradisional masyarakat Pekalongan dan sekitarnya, merupakan sebuah tarian yang berbau mistis / magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dan Raden Sulandono. Tersebut dalam kisah bahwa Raden Sulandono adalah putra Ki Bahurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantansari.
    Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso. Akhirnya Raden Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung melalui alam goib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantansari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula Raden Sulandono yang sedang bertapa dipanggil rohnya untuk menemui Sulasih, maka terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan Raden Sulandono.
    Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya. Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci (perawan), dibantu oleh pawangnya dan diiringi gending 6 orang. Pengembangan tari sintren sebagai hiburan rakyat, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan pelawak.

  2. Simtud durar
    Simtud durrar merupakan kesenian tradisional yang bernafaskan Islam dengan menggunakan Rebana dan Jidur sebagai alat musiknya. Kesenian ini beranggotakan antara 15 orang hingga 20 orang, dengan diiringi musik mereka melantunkan puji-pujian atau sholawatan sebagai ungkapan syukur dan permohonan keselamatan dunia dan akhirat pada Allah SWT. Kesenian ini biasa digunakan pada saat pembukaan acara hajatan atau selamatan yang diselenggarakan oleh warga masyarakat Kota Pekalongan yang terkenal dengan ketaatannya dalam menjalankan perintah agama.

  3. Kuntulan
    Kuntulan merupakan kesenian tradisional yang bernafaskan Islam yang dimainkan oleh 18 orang yang semuanya adalah laki-laki. Posisi ke-18 orang ini dalam melakukan tarian adalah 9 orang di depan dan 9 orang di belakang. Hal tersebut dimaksudkan akan mengandung makna Asmaul Khusna yaitu 99 sifat Allah SWT.

  4. Sya'banan (Khol)
    Sya'banan (khol) adalah upacara keagamaan / kebudayaan di daerah Pekalongan yang diselenggarakan setiap tanggal 14 sya'ban (ruwah) setahun sekali untuk mengenang / mengingat jasa- jasa Sayid bin Abdullah bin Abdullah bin Tholib Al Atas, semasa hidupnya merintis pendirian Pondok Pesantren di Pulau Jawa.
  5. Syawalan
    Adalah upacara adat bagi umat Islam yang berada di Pekalongan dan sekitarnya untuk menyaksikan pemotongan LOPIS BESAR (bahasa Jawa : LEPET GEDE) yang mempunyai ukuran diameter kurang lebih 150 cm, berat 185 kg dan tinggi 110 cm. Kegiatan ini diselenggarakan 1 minggu setelah hari raya Idul Fitri oleh Walikota / Pejabat Muspida. 
                                                               lupis raksasa pada tradisi syawalan




sumber : http://www.batikmarkets.com/batik_pekalongan.php



Makanan Khas Pekalongan

1. Nasi Megono
Kota pekalongan terkenal dengan makanan khasnya yang disebut Megono, yaitu sejenis lauk yang terbuat dari nangka muda yang dicincang halus dicampur dengan urapan kelapa parut dan sambal urapan. Dengan ramuan rempah yang lebih komplit dengan rasa sedikit pedas dan aroma bunga combrang dan irisan serai, menimbulkan rasa yang khas. Megono ini sangat enak dan cocok sebagai lauk sarapan pagi, cocok juga dipadu dengan lauk apapun juga. Bahkan hanya ditemani dengan tempe goreng, dan sambal kecap, yang rasanya sungguh sangat nikmat. Dipekalongan Nasi Megono sangat mudah dijumpai.


2. Tauto
Tauto adalah makanan khas pekalongan sejenis Soto. Hanya saja untuk tauto bumbunya ditambah dengan Taucho, yaitu sejenis penyedap semacam saus yang mempunyai aroma khas dan bahan pembuatnya dari kedelai. Seperti halnya dengan soto, Tauto juga dicampur dengan daging dan jeroan serta so'on (sohun) enak sebagi lauk nasi namun lebih enak dimakan dengan lontong.



3. Garang Asam
Garang asam adalah makanan sejenis rawon, khas dari daerah pekalongan. Tetapi untuk Garang Asam , kuahnya diberi banyak tomat, sehingga memberian rasa asam namun segar. Garang asam biasanya dicampur dengan daging, jerohan atau telur. Biasanya Garang asam dimasak agak pedas, sehingga rasanya tambah nikmat. Dikota pekalongan Garang asam banyak sekali djumpai diwarung - warung terutama pada siang hari.


4. Keripik Tahu
Seperti halnya tempe, tahu pun bisa dibuat keripik.Bumbu dan pembuatan caranya tak jauh berbeda. Dengan kerenyahan dan kenikmatan rasanya,membuat keripik tahu cocok buat lauk (sebagai pengganti kerupuk) dan cocok juga untuk makanan cemilan. Keripik tahu banyak dijumpai ditoko-toko makanan didaerah ekalongan dan sekitarnya.



sumber: BatikMarkets,batik-tradisional
dari berbagai sumber dengan pengubahan